alt text

Demografi Bulukumba

Mitologi penamaan Bulukumba, konon bersumber dari dua kata dalam bahasa Bugis yaitu Buluku dan Mupa yang dalam bahasa Indonesia berarti masih gunung milik saya atau tetap gunung milik saya" Mitos ini pertama kali muncul pada abad ke – 17 Masehi ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. ..

Demografi Bulukumba
alt text

Penggilingan Padi Modern Mulai Dibangun di Bulukumba

Pembangunan pabrik tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan Bupati Bulukumba H. Zainuddin Hasan...selengkapnya..

Penggilingan Padi Modern Mulai Dibangun di Bulukumba
alt text

Bulukumba Menuju Tata Lingkungan Sehat dan Bersih

Selatan Culture Institute (SCI), sebuah organisasi pemberdayaan lingkungan hidup di Sulawesi Selatan menggelar seminar sehari pendidikan lingkungan hidup..selengkapnya.

Bulukumba Menuju Tata Lingkungan Sehat dan Bersih
alt text

Tangis haru Charly dalam konser perpisahan ST 12 di Bulukumba

Charly tidak dapat menyembunyikan perasaannya saat melantunkan lagu "Saat Terakhir" di hadapan puluhan ribu ST Setiaku (fans ST 12) dalam Konser perpisahan ST 12 di Stadion Mini Bulukumba, Sabtu malam (22/10/2011). selengkapnya...

Tangis haru Charly dalam konser perpisahan ST 12 di Bulukumba
alt text

Tab number #5

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Proin et felis eget tellus pharetra porttitor. Praesent dui arcu, egestas quis, adipiscing a.

Link #4
alt text

Tab number #6

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Proin et felis eget tellus pharetra porttitor. Praesent dui arcu, egestas quis, adipiscing a.

Link #4
alt text

Tab number #7

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Proin et felis eget tellus pharetra porttitor. Praesent dui arcu, egestas quis, adipiscing a.

Link #4
alt text

Tab number #8

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Proin et felis eget tellus pharetra porttitor. Praesent dui arcu, egestas quis, adipiscing a.

Link #4

Suku Kajang Dalam

  • Selasa, 31 Januari 2012
  • by

  • Hitam adalah lebih dari sebuah identitas. Hitam, sebuah warna kesakralan yang kental. Hitam merupakan sebuah warna adat yang kental akan kesakralan dan bila kita memasuki kawasan ammatoa pakaian kita harus berwarna hitam. Warna hitam mempunyai makna bagi Mayarakat Ammatoa sebagai bentuk persamaan dalam segala hal, termasuk kesamaan dalam kesederhanaan. Tidak ada warna hitam yang lebih baik antara yang satu dengan yang lainnya. Semua hitam adalah sama. Warna hitam menunjukkan kekuatan, kesamaan derajat bagi setiap orang di depan sang pencipta. Kesamaan dalam bentuk wujud lahir, menyikapi keadaan lingkungan, utamanya kelestarian hutan yang harus di jaga keasliannnya sebagai sumber kehidupan. 

    Hingga hari ini mereka masih mendiami ranah kebudayaan Sulawesi Selatan. Meski perlahan tergerus imbas pergeseran zaman, para lelakinya masih setia memakai penutup kepala khas yang disebut Passapu dan sarung yang biasa juga disebut Tope Lelleng (sarung hitam). Kaum perempuannya memakai kain yang semuanya juga serba berwarna hitam.


    Suku Kajang atau yang lebih dikenal dengan Suku Adat Ammatoa atau Suku Kajang Dalam di Bulukumba adalah sebuah suku klasik yang masih kental akan adat istiadatnya yang sangat sakral.  Masyarakat Kajang bisa dijumpai di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. 

    Suku Kajang Dalam di Bulukumba
    Suku Kajang Dalam lebih teguh memegang adat dan tradisi moyang mereka dibanding penduduk Kajang luar yang tinggal di luar perkampungan. Rumah-rumah panggung yang semuanya menghadap ke barat tertata rapi, khususnya yang berada di Dusun Benteng tempat rumah Amma Toa berada. Tampak beberapa rumah yang berjejer dari utara ke selatan. Di depan barisan rumah terdapat pagar batu kali setinggi satu meter. Rumah Amma Toa berada beberapa rumah dari utara.

    Rumah Adat Suku Kajang secara fisik tidak jauh berbeda dengan rumah adat masyarakat Bugis Makassar. Struktur yang tinggi dan masih mempergunakan kekayaan hutan disekitar untuk membuatnya.

    Sehari-hari mereka menjalin komunikasi dengan menggunakan bahasa daerah Konjo. Masyarakat adat Ammatoa tinggal berkelompok dalam suatu area hutan yang luasnya sekitar 50 km. Mereka menjauhkan diri dari segala sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal moderenisasi, kegiatan ekonomi dan pemerintahan Kabupaten Bulukumba. Mungkin disebabkan oleh hubungan masyarakat adat dengan lingkungan hutannya yang selalu bersandar pada pandangan hidup adat yang mereka yakini. (*)
    Read More...

    Bulukumba Pakai PJTKI Lokal

  • Minggu, 29 Januari 2012
  • by
  • Mulai tahun ini, Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Bulukumba membuat kebijakan baru. Pengiriman tenaga kerja sepenuhnya dilakukan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) lokal.

    Ilustrasi
    Disosnakertrans menilai jika PJTKI lokal yang membawa TKI ke luar negeri akan lebih memudahkan koordinasi dan pemantauan aktivitas TKI tersebut. Bahkan diharapkan nantinya hanya satu PJTKI yang beroperasi di Bulukumba.

    Kepala Bidang Tenaga Kerja Disosnakertrans Bulukumba, Nasruddin mengatakan bahwa kebijakan ini untuk memperkuat PJTKI lokal. Ini juga untuk menekan permasalahan terkait TKI.

    Apalagi, kata dia, yang sulit terpantau selama ini adalah sistem pelaporan pihah PJTKI pasca pengiriman tenaga kerja. Akibatnya, data tentang kondisi terakhir TKI tidak lagi terinput dengan lengkap. Termasuk kapan pemulangannya dan perpanjangan kerjanya.

    Dengan menggunakan PJTKI lokal atau yang berasal dari Bulukumba sendiri, kata dia, praktis akan memudahkan koordinasinya.

    "Bukan berarti kami menolak PJTKI dari luar untuk masuk di Bulukumba. Cuma kami hanya memberikan ruang yang lebih besar kepada PJTKI di Bulukumba sendiri," ujar Nasruddin, Kamis 26 Januari.

    Selain itu, Nasruddin mengakui bahwa sampai saat ini masih banyak TKI ilegal yang lolos ke luar negeri. Hanya saja, menurutnya, hal ini memang bukan persoalan mudah untuk menghentikannya. Pasalnya, seringkali TKI ilegal ini awalnya beralasan hanya untuk berkunjung ke keluarganya di Kalimantan atau Parepare.

    Namun, setelah sampai di tempat tersebut justru berupaya untuk menyeberang ke Malaysia untuk menjadi tenaga kerja. Hal inilah yang sulit terpantau apalagi sebagian besar yang menjadi TKI ilegal adalah penduduk di pedesaan.

    "Makanya, sulit sekali kami mendeteksinya. Tapi kami akui banyak yang seperti itu," tambahnya.

    Anggota DPRD Bulukumba, Zulkifli Saiye mengatakan persoalan TKI ini perlu dibenahi. Beruntung, kata dia, untuk Bulukumba tidak banyak yang terdengar bermasalah di luar. Kendati demikian, menurutnya, pemantauan TKI ini harus dilakukan secara terencana.

    Apalagi, Bulukumba menurutnya adalah salah satu daerah yang paling banyak mengirim TKI ke luar negeri setiap tahunnya. Dengan begitu, sangat besar potensi adanya pelanggaran dalam penyaluran TKI ini termasuk kemungkinan adanya oknum yang bermain untuk memanfaatkan mereka.

    "Disosnakertrans harus membuat suatu perencanaan matang agar TKI yang dikirim ke luar negeri tidak hanya untuk pekerja kasar. Balai Latihan Kerja harus dimaksimalkan," katanya.(fajar/arm/sap)
    Read More...

    Cemilan khas Bulukumba, Jagung Marning

  • Jumat, 20 Januari 2012
  • by

  • Jagung Marning adalah cemilan khas Bulukumba. Jagung Marning sering dibawa pulang para pemudik. Jagung marning juga biasanya mereka beli khusus untuk dikonsumsi dalam  perjalanan. Harganya bervariasi. Mulai Rp1.000 hingga Rp10 ribu, tergantung ukuran kemasannya.

    Jagung marning dibuat dari jagung yang digoreng dengan keahlian khusus. Karena itu, jagung marning memiliki rasa khas dan renyah saat dimakan. Rasa jagung marning pun ada dua macam, yakni manis dan pedas.

    Pusat penjualan jagung marning yang terletak di Jalan Melati, Bulukumba, Sulawesi Selatan, selalu ramai dikunjungi pembeli.

    Para pemudik biasanya memborong jagung marning untuk kerabat di daerah lain, seperti di kota Makassar. Bahkan, ada yang dibawa ke luar Sulawesi seperti Pulau Jawa dan Kalimantan. (*)
    Read More...